Selasa, 26 Agustus 2014

Jangan Terliwat Kopi Liwa

Kali ini penjelajahan akan melihat emas hitam di bumi emas Sumatera. Emas hitam? Minyak? Bukan. Emas hitam ini adalah buliran-buliran kopi hitam yang berasal dari Pulau Sumatera. Di pulau ini sangat banyak sentra-sentra penghasil kopi terkenal di dunia yang nyaris tak diketahui banyak orang. Daihatsu Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise Itulah misi penjelajahan kita.

Perjalanan kali ini akan dilakukan hingga 15 hari dan menempuh jarak 3600 km. Maka dari itu sudah disiapkan 7 mobil tangguh Terios. Daihatsu menyiapkan 3 unit Terios Hi-Grade terdiri 2 TX bertransmisi matik dan TX manual.

Setelah persiapan dilakukan. Cek sana cek sini. Mulai dari cek performa mesin hingga cek akomodasi barang bawaan anggota tim. Karena barang bawaan cukup banyak maka 2 unit Terios sengaja dipasangi roof box dan roof bag untuk mengakomodasi barang ekstra. Setelah peralatan komunikasi dicek maka tim siap berangkat. 

10 Oktober tepat pukul 10 pagi di Vehicle Logistic Center Daihatsu, Jakarta, tim resmi dilepas oleh manajemen PT Astra Daihatsu Motor termasuk Amelia Tjandra (Marketing Director PT ADM), Elvina Afny (Customer satisfaction & Value Chain Division Head) dan Rokky Irvayandi (Promotion Department Head PT ADM).

Tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise pun siap menjelajah alam eksotis Bumi Andalas...

Liwa, Lampung menjadi target awal tim Terios 7 Wonders: Sumatera Coffee Paradise. Untuk bisa sampai ke tujuan, tim Terios 7 Wonder harus bersaing dengan truk dan bis di lintas Sumatera. Menjelang sore, tim sudah masuk Liwa. Aura kopi sudah mulai terasa memasuki kota ini. Atribut serta warung kopi bertebaran di berbagai sudut kota.

Memasuki perkebunan kopi rakyat yang mulai tampak sepanjang Liwa Jalan menyempit dan mulai menanjak. Performa mesin 3SZ-VE cukup gahar menerabas jalanan. Akselerasi begitu mumpuni menjelajah rute Liwa – Danau Ranau yang notabene pebukitan hijau, penuh hamparan perkebunan rakyat. Terios anteng dan tak pernah kehabisan nafas. 

Setelah 525 km lepas jauh dari Jakarta, Tim Terios 7 Wonder beristirahat di pinggir Danau Ranau. Eksotisme serta pemandangan indah danau tidak luput kami nikmati sebelum berinteraksi dengan petani kopi. Tim Terios 7 Wonder bobok dulu yaa.

Setelah sarapan dan beres-beres, tim Terios 7 Wonder akan mengunjungi surge pertama kopi Sumatera. Menu awalnya adalah Sentra pengolahan kopi KUD Karya Utama di Sipatuh. Kelompok tani kopi ini begitu konsisten mengembangkan bisnis ini. 

Produk paling gres adalah kopi beraroma ginseng dan pinang yang dikembangkan. Apalagi aroma tambahan itu, diklaim punya khasiat yang berkaitan dengan kesehatan tentunya. 
Proses membuat kopi unggul tidak mudah, “Untuk proses sangrai, mesin oven ini membutuhkan suhu hingga 190 derajat untuk mencapai kualitas dan warna yang diinginkan. Sementara pencampuran ginseng atau pinang disesuaikan kebutuhan saat masuk oven tadi,” papar Muhammad Khodis, petani sekaligus pengurus koperasi ini.

Puas dengan proses pengolahan tadi, lengkap dengan acara icip-icipnya, kini kopi Luwak menjadi menu selanjutnya. Sentara kopi di Danau Ranau ini memang menghususkan kopi luwak. Tim Terios 7 Wonders menyaksikan langsung beberapa luwak atau musang yang diberdayakan oleh petani ini.

Kopi luwak adalah kopi hasil dari fermentasi di perut si luwak dan kemudian dikeluarkan sebagai feses. Luwak yang sudah dikandangkan diberi makan kopi-kopi yang sudah melalui sortiran. Tidak semua biji kopi yang disajikan dimakan oleh luwak. Hanya biji kopi pilihan dan punya kualitas terbaiklah yang dimakan.

Bila sang musang sudah memakan biji terbaik, setidaknya minimal 6 jam kemudian, setelah mengalami fermentasi di dalam pencernaannya, dikeluarkan kembali via feses dalam bentuk sekumpulan biji.

Feses luwak itu kemudian dan dikumpulkan. Pembersihan dan pengeringan kembali menjadi langkah selanjutnya sebelum dikirim ke pengolah kopi dan siap dipasarkan. Harganya satu kilogram bisa mencapai Rp 1,9 juta,” tukas Sangkut sapaan akrab A. Hidayat. Jelas harga sepadan dengan produksi yang dihasilkan.

Kopi luwak dari Danau Ranau ini kemudian di pasarkan ke seluruh dunia. “Selain pasar lokal sekitar, kami juga kerap memasok berbagai hotel di Jakarta” kata Muhammad Khodis. Bisa Anda bayangkan, selebritis nasional dan internasional begitu gandrung oleh aroma dan rasa kopi luwak.

Hari pertama di Bumi Andalas, dihabiskan dengan menikmati kopi-kopi beraroma kelas dunia.
Surga Kopi Luwak di Liwa (Dok. Daihatsu.co.id)
Diskusi di warung kopi eh, kebun kopi (Dok. Daihatsu.co.id)
Terios di Danau Ranau Liwa (dok. Daihatsu.co.id)

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...