Minggu, 06 Januari 2008

Cukang Taneuh = Green Canyon




KapanLagi.com - Jika merasa terlalu jauh berkunjung ke Green Canyon yang ada di Amerika sana, sekarang Anda tidak perlu terlalu kecewa lagi. Indonesia ternyata juga memiliki Green Canyon sendiri yang tak kalah cantiknya. Sebenarnya tempat ini punya nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri dipopulerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993. Sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah. Hal itu dikarenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang digunakan oleh para petani di sekitar sana untuk menuju kebun mereka.

Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km. Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru.

Objek wisata mengagumkan ini sebenarnya merupakan aliran dari sungai Cijulang yang melintas menembus gua yang penuh dengan keindahan pesona stalaktif dan stalakmitnya. Selain itu daerah ini juga diapit oleh dua bukit, juga dengan banyaknya bebatuan dan rerimbunan pepohonan. Semuanya itu membentuk seperti suatu lukisan alam yang begitu unik dan begitu menantang untuk dijelajahi.

Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureuh. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa ditempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca. Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal.

Begitu terlihat jeram dengan alur yang sempit yang sulit dilewati oleh perahu berarti sudah sampai di mulut Green Canyon, di mana airnya sangat jernih berwarna kebiru-biruan. Di sinilah awal petualangan menjelajah keindahan objek wisata ini dimulai. Dari sini wisatawan dapat melanjutkan perjalanan ke atas dengan berenang atau merayap di tepi batu. Disediakan ban dan pelampung bagi yang memilih untuk berenang. Meski harus menempuh cara seperti ini, perjalanan dijamin sepenuhnya aman. Bahkan untuk anak-anak 6 tahun ke atas cukup aman untuk menyusuri aliran sungai dengan menggunakan ban dan dipandu oleh pemilik perahu yang disewa.

Perjalanan akan terus berada dalam cekungan dinding terjal di kanan kiri aliran sungai. Dinding-dinding untuk menyajikan keindahan tersendiri, yang paling unik berbentuk menyerupai sebuah gua yang atapnya sudah runtuh. Selain itu di bagian atas beberapa kali pengunjung akan melewati stalaktit-stalaktit yang masih dialiri tetesan air tanah. Setelah beberapa ratus meter berenang, akan terlihat beberapa air terjun kecil di bagian kiri kanan yang begitu menawan. Jika diteruskan berenang maka pengunjung akan sampai pada ujung jalan, di mana terdapat gua yang dihuni oleh banyak kelelawar.

Alur aliran sungai ini cukup panjang, sehingga pengunjung dapat berenang sepuas-puasnya sambil mengikuti arus dari air terjun. Selain pemandangan indah di atas permukaan air, Green Canyon akan menjadi surga tersendiri bagi yang suka menyelam. Tinggal membawa beberapa alat selam, pemandangan menakjubkan cekungan-cekungan di dalam air siap untuk ditelusuri dan dinikmati, lengkap dengan beragamnya ikan-ikan yang berenang ke sana kemari di dasar lubuk. Bagi yang suka menantang adrenalin, dapat meloncat dari sebuah batu besar dengan ketinggian 5m ke dasar lubuk yang dalam.

Di mulut gua terdapat air terjun Palatar dengan percikannya yang begitu deras yang semakin membuat suasana di objek wisata ini terasa begitu sejuk. Berbagai aktivitas menyenangkan dapat dilakukan di sini mulai dari panjat tebing, berenang dan bersampan sambil memancing.

Pengunjung yang berkunjung ke Green Canyon ternyata bukan hanya dapat berwisata, objek wisata ini juga kaya akan mitos. Konon bagi yang ingin mendapatkan jodoh dan awet muda bisa mengusapkan air yang menetes dari celah-celah tebing Green Canyon ke wajah beberapa kali. Hal ini sangat dipercayai beberapa pengunjung terutama yang domestik. Bahkan air tersebut juga dapat diminum langsung dan rasanya seperti air mineral.

Namun untuk bisa benar-benar menikmati keanggunan Green Canyon, pengunjung harus paham dengan musim-musimnya. Saat terbaik untuk bisa menikmati keindahan Green Canyon adalah beberapa saat setelah masuk musim kemarau. Karena jika pada musim hujan, dikhawatirkan deras arus sungai membuat warna airnya menjadi coklat. Bulan Mei sampai dengan September adalah saat yang terbaik untuk berkunjung. (nav/sinar/cax)



Sudah sangat lama saya mendengar keelokan green canyon. lebaran tahun 2007 saya tidak bisa menahan keinginan saya untuk melihat green canyon. tadinya akan berangkat satu mobil saja. tapi kemudian kakak saya juga ikut. mereka tidak tahu ada apa di sana.

"kapan sih sampainya?" itu pertanyaan yang selalu dilemparkan. saya sendiri tidak bisa menjawab karena itulah kali pertama ke sana. hal ini diperparah oleh kelakuan aneh keponakan saya yang sempat kabur karena dimarahi bapaknya.

kejenuhan selama perjalanan langsung hilang setelah sampai di tujuan utama, Green Canyon. Kakak saya yang tidak tahu ada apa di sana juga langsung nyebur ke sungai tanpa mengganti pakaian lagi.

35 komentar:

  1. wah asyik nih ... boleh dicoba nih ... itung-itung latihan sebelum jadi host "jejak petualang" hehe ...

    BalasHapus
  2. betul bu, tapi harus memperhitungkan cuaca. kalau ndak bisa gagal deh ke grin kenyon (itu sebutan Ali)

    BalasHapus
  3. asa waaaas kadieu waktos hanimun saya mah...he he he

    BalasHapus
  4. nu mana nu janten hanoman? ha ha ha ha

    BalasHapus
  5. teu sieun tsunami kang ayeuna pan rame deui

    BalasHapus
  6. eta taah di palih dinya. tuh kabur deui.

    BalasHapus
  7. sugan teh...nu didinya keneh ha ha ha ...

    BalasHapus
  8. woiiiiiiiiiiiii cantiknyaaaaaaaaaaaaaa...................

    BalasHapus
  9. fie jangan tereak-tereak di sini, nanti yang lain pada kaget.

    BalasHapus
  10. he he he, pasti sering kecemplung di kali....

    BalasHapus
  11. eh, beneran kang...
    seinget saya, kali ciliwung tuh kayak gini waktu saya kecil...
    ga percaya ya..?? iya sih, jangan percaya ama saya... ntar musyrik...
    :D

    BalasHapus
  12. masa bisa musyrik kalau percaya kepada orang? aneh

    BalasHapus
  13. ya iyyyaa lah..
    yang bener kan percaya kepada Allah, Malaikat2-Nya, Rasul2-Nya, Kitab2 Rasul-Nya, Hari Kiamat, Qadha dan Qadar...
    Klo percaya kepada Iqbal, berarti musyrik...!!

    BalasHapus
  14. atuh itu mah beda deui cang iqbal. ndak sama. percaya di sini kan maksudnya kalau orang lain itu jujur, lurus.

    BalasHapus
  15. bener pisan keren...bersih deuihnya

    BalasHapus
  16. Ali teh saha tea ?
    Raosnnya menikmati endahna eta tempat ...kabita

    BalasHapus
  17. mudah-mudahan weh tiasa dijaga teras kaasrian sareng kabersihanana

    BalasHapus
  18. ali mah putra abdi nu katilu teh. pidoana nya cin janten jalmi anu sholeh, cager, bager, pinter, bener (seueur pisan nya)

    BalasHapus
  19. salam oge kanggo teteh sakulawargi diditu. lamun bade papasakan ngajak-ngajak nya.

    BalasHapus
  20. och putrana sabaraha taun ?
    diduákeun cing sukses slalu , pinter sareng janten jalmi sholeh,Amin

    BalasHapus
  21. Whuahahhahahaha....siaplah pasti diajakan .

    BalasHapus
  22. zahra nu pang ageungna 10 th, muhammad 9 thn, ali nu pang alitna 3 tahun.

    BalasHapus
  23. subahanaallah tempatnya memang indah. salah satu keajaiban dunia yang nyata.

    BalasHapus
  24. naaah, kapan-kapan kalau mau main ke sana ajak saya yaa

    BalasHapus
  25. indah si indah cuman pas di perahu nya tuuu berisik

    BalasHapus
  26. sanes ku tsunami kedah sieun mah...sieun mah ku suami nu galak...ari ku suami nu bageur mah entong sieun eta oge...hehehehe

    BalasHapus
  27. teu aya tsunami di walunganmah akang...nu ayamah suami...naha kudu sieun ku suami ? komo ari bageurmah...hehehehe

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...