Jumat, 05 April 2013

Junghuhn, Lelaki yang tak pernah memilih jalan sepi

Hanya di ketinggian pegunungan saya dapat bahagia!” kata itu tentu saja diucapkan seorang petualang tulen bukan diucapkan oleh petualang kebetulan atau karena tidak ada pekerjaan lain. Petualangannya membawa jauh ke Hindia Belanda, Di tanah jawa. Surga bagi segala hasratnya. “Betapa senangnya, betapa mudahnya hati ini tersentuh saat berada di atas gunung, sementara angin berhembus sepoi menerpa pohon kasuarina dan bintang berkelip menembus atap gubuk hijau tipis. Tiada genting yang menghalangi kita dari tatapan langit yang ramah. Tiada tembok gelap yang menyesakkan kita. Di sini kkta bernafas lega dan bebas.” (Junghuhn di atas Gunung Kawi, 1844).



Dan itulah dr. Franz Wilhem Junghuhn (26 Oktober 1809) seorang dokter Belanda yang berasal dari Mansfeld Jerman. Lelaki yang lebih memilih jalan sepi dan tak mudah untuk mencintai Sunda dan Jawa. Segala kecintaan dan hasratnya ditumpahkan di Sunda. Maka dijelajahi Sunda yang eksotik hampir selama 30 tahun. Penjelajahan sekaligus penelitiannya ditumpahkan dalam berbagai tulisan dan sketsa indah. Junghuhn menulis “Di sana aku menghargai dan memelihara ilmuku bagaikan benda keramat, selama 12 tahun aku menjelajahi gunung-gunung dan hutan-hutan Kepulauan Sunda yang mempesonakan itu. Dengan sengaja aku mengikuti jalan setapak yang sepi, dan tidak ada petunjuk jalan lain yang menemaniku kecuali KECINTAAN pada pekerjaan itu dan ANTUSIASME.”




peta jawa junghuhn dan citra satelit

Disentri amuba menaklukan pencinta gunung, tumbuhan dan alam ini pada 24 April 1864. Junghuhn dimakamkan di Jayagiri Lembang. Di tempat yang sangat dipuja dan dicintainya dia minta untuk dihadapkan ke Tangkuban Parahu, ”Bukakan jendela itu, agar aku bisa menatap Tangkuban Perahu untuk yang terakhir kalinya, dan biar kuhirup udaranya yang bersih.”

Dan pada tanggal 3 april 2013, saya menemuinya. Dalam kesepian dan ketidakhirauan manusia sekitarnya. Di sebuah Cagar yang -harusnya- dilindungi, kutemui Junghuhn di bawah tugu yang menandai kuburnya. tak ada keluh kesah. hanya malu atas ketakhirauan diri atas kecintaannya pada alam sekitar dan atas jasanya




Makam Junghuhn Jaya Giri




Cagar Budaya Junghuhn




Situ Patengan salah satu karya Junghuhn

2 komentar:

  1. Hebat ya ilmuan yang memiliki rasa kecintaan terhadapa profesi dan pekerjaannya. Dia dapat mengukir sebuah prestasi yang luarbiasa dengan karya-karyanya.

    Sukses selalu
    Salam wisata

    BalasHapus
  2. bisa masuk paket wisata juga gan...

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...